Unwidha Gelar Kuliah Umum, Staf Ahli Menteri Muh Hassan : Hanya 31 Persen Lulusan SMA – SMK Yang Lanjutkan Kuliah

 


Kasihinfo.com – Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten Kembali menggelar pelaksanaan kuliah umum dengan bertajuk Peran Riset dan Tekhnologi Digital Dalam Mendorong Transformasi Pendidikan Tinggi. Hadir Rektor Unwidha beserta seluruh jajaran civitas akademika dan Pengurus Yayasan Pendidikan Indonesia, Bupati Klaten yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan lainnya. Kamis,(22/05/2025).


Dalam pelaksanan kuliah umum menghadirkan Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains dan Tekhnologi, Dr. Muhamad Hasan Chabibie di gedung Rektorat kampus Unwidha Klaten. Pelaksnaan kuliah umum bertajuk Peran Riset dan Tekhnologi Digital Dalam Mendorong Transformasi Pendidikan Tinggi.


Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Ekosistem Pendidikan Tinggi, Sains dan Tekhnologi, Dr. Muhamad Hasan Chabibie menyampaikan komitmennya dalam mendukung transformasi perguruan tinggi pada era Revolusi Industri 4.0 melalui penguatan integrasi teknologi dan ilmu pengetahuan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.


Sesuai data statistik Kemendiktisaintek, jumlah PTS diseluruh Indonesia mencapai 4.555 kampus, 127 PTN, 1.585 PTA dan 242 PTK dengan jumlah mahasiswa D1, 2.171 orang, D2, 2.767 orang, D4, 335.567 orang, S1.8.291.058 orang,S2,379.615, S3, 67.208 dan mahasiswa profesi sebesar 321.436 orang.Ada satu “keprihatinan” tergambar di dunia pendidikan Indonesia.


Muhamad Hasan menjelaskan jika hanya 31 persen lulusan SMA – SMK yang bisa melanjutkan pendidikan atau kuliah di perguruan tinggi. Ada banyak faktor yang menyebabkan angka partisipasi kuliah dari SMA – SMK di Indonesia masih rendah.


“Ada beberapa faktor, terutama faktor ekonomi. Karena untuk melanjutkan pendidikan dari SMA – SMK ke perguruan tinggi itu butuh banyak biaya. Walaupun kampus di Indonesia itu lebih banyak daripada kampus yang ada di luar negeri, dari sisi jumlah, tetapi secara kualitas kita belum tahu,” ujarnya.


Berbagai upaya perlu dilakukan agar angka partisipasi kuliah di Indonesia itu meningkat, maka perlu ada di kerjasama dan kebijakan. Adanya gotong-royong, atau semisal adanya bapak asuh dari para stakeholder yang ada dan ketiga melibatkan perusahaan atau CSR (corporate social responsibility). Mungkin dalam bentuk skema beasiswa.


Menanggapi hal tersebut, Rektor Unwidha, Prof Triyono mengatakan jika kampus setempat sudah menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten.


“ Kami sudah tiga tahun ini berkirim surat, yang isinya: siapa yang ingin kuliah di Unwidha dan mendapat rekomendasi dari kepala desa, akan ada pengurangan biaya pangkal sebesar Rp2 juta. Dan setiap semester mendapat keringanan biaya Rp1 juta. Kami juga mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru dengan berbagai pola yang tujuannya agar angka partisipasi kuliah (yang masih sebesar 31 persen itu) dapat meningkat,” jelas Rektor.


أحدث أقدم