Taslim Syahlan : Spirit Keberagamaan Mewujudkan Perdamaian




Kasihinfo.com Semarang - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Propinsi Jawa Tengah KH. Taslim Syahlan menyampaikan bahwa semua Agama yang ada di dunia ini selalu mengajarkan  spirit keberagamaan  untuk mewujudkan  Perdamaian  dalam setiap aktifitasnya di masyarakat. 


Hal  tersebut disampaikan Taslim Syahlan   dalam acara jumpa tokoh  pada kegiatan leadership training untuk pengembangan kapasitas pelayan  dengan  ceramah  agama dan perdamaian yang dihelat Majelis Pekerja Harian Sinode  Gereja Protestan  Maluku  Minggu  (11/9/2022 ) di Gereja GBIP Imanuel  Semarang.


Taslim Syahlan  yang juga sebagai  Sekertaris Jendral ( Sekjen ) Asosiasi FKUB Indonesia  dan  Direktur Pusat Kajian Agama dan Perdamaian di Universitas Wahid Hasyim Semarag ini  menyampaikan bahwa spirit perdamaian yang diusung setiap  agama itu akan  mendorong setiap pemeluknya untuk terus mewujudkan kerukunan.


" Spirit perdamaian yang diusung setiap agama itu akan mendorong terwujudnya kerukunan  di masyarakat" ujarnya.


Ditambahkan bahwa kehadiran setiap agama dan   kelompok-kelompok beragama yang kerap menghadirkan agama dengan wajah yang tidak humanis adalah sebagai hal yang tidak semestinya terjadi, karena lanjut pengajar Fakultas Agama Unwahas itu, yang sejatinya dari agama adalah perdamaian, keadilan dan kemanusiaan.


“Nilai-nilai luhur agama kerap tereduksi oleh tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. Kepentingan politik seringkali memanfaatkan simbol-simbol agama sebagai legitimasinya,” ujar  Taslim menjelaskan.


Sementara itu, dalam uraiannya Dosen  Unwahas itu menyampaikan jika kampusnya berkomitmen untuk terus menggaungkan semangat moderatisme dalam kehidupan beragama.


 “Sebagai kampus Nahdlatul Ulama (NU), kami terus menerus berupaya untuk menjadi garda terdepan dalam penanaman nilai- nilai kebangsaan dan keindonesiaan,” tegasnya.


Taslim Syahlan  menuturkan  bahwa dalam rangka mewujudkan perdamaian salah satunya adalah  dengan mendayagunakan ilmu-ilmu sosial sebagai pisau bedah dalam memahami fenomena agama.


“Sekarang, kita memasuki era dimana studi agama dilakukan melalui jalur interdisipliner, dan salah satu fenomena yang berkembang saat ini  dengan memanfaatkan khazanah ilmu sosial,” terang Taslim Syahlan.


Dikatakan  fenomena agama dalam berbagai bentuknya tidak hanya bisa melulu dipahami dari sudut pandang teologis semata.


“Ketika berbicara konflik atas nama agama misalnya. Kita tidak bisa menafikan fakta bahwa ada faktor-faktor yang melingkari terjadinya konflik. Dan itu, tidak melulu soal agama,” imbuhnya.


Itulah sebabnya Taslim Syahlan  mengajak kepada semua pihak  untuk terus menerus merajut  dan merawat kehidupan kebangsaan yang berbasis pada nilai nilai keagamaan dan kemanusiaan.

( *Moch.Isnaeni* )

Lebih baru Lebih lama