KLATEN – Nuansa khidmat dan sakral demikian terasa pada saat Bupati dan jajaran Forkopimda Klaten berziarah ke makam tokoh-tokoh pendahulu Klaten, Sabtu (27/7/2024). Kegiatan ini merupakan tradisi yang menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi Klaten ke—220.
Kegiatan dimulai dengan berziarah ke makam Kyai Mlati. Kyai Mlati merupakan sosok cikal bakal Kabupaten Klaten atau pembuka wilayah Klaten yang dulu masih berupa hutan belantara. Diperkirakan Kyai Mlati berdiam di wilayah Klaten di tahun 1700 masehi. Di kompleks makam Kyai Mlati di Kampung Sekalekan, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah ini juga terdapat makam istri Kyai Mlati dan kakak Kyai Mlati, Ki Danareksa yang andil dalam membuka lahan yang kemudian menjadi wilayah Klaten.
Dalam kegiatan ziarah ini, Bupati Klaten, Sri Mulyani didampingi Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya dan jajaran Forkopimda Klaten. Turut dalam rombongan, unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Klaten.
Usai berziarah ke makam Kyai Mlati, rombongan kemudian menuju lokasi ziarah kedua ke makam Panembahan Agung di Desa Kajoran, Kecamatan Klaten Selatan. Di kompleks tersebut, Bupati dan rombongan juga berziarah ke makam bupati pertama, K.R.T. Mangoendilogo dan bupati kedua, K.R.T. Soerodirjo (1852 – 1860).
Kegiatan ziarah lantas dilanjutkan ke Makam Sunan Pandaran di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Sunan Pandanaran atau Sunan Bayat merupakan tokoh penyebar agama Islam di Jawa dan kemudian mendirikan pusat dakwah Islam di wilayah Bayat.
Bupati dan rombongan turut larut dalam nuansa khidmat saat pembacaan dzikir dan tahlil yang dilanjutkan doa bersama. Dalam kesempatan tersebut, Bupati dan jajaran Forkopimda Klaten turut serta dalam acara kenduri yang di pendapa dalam kompleks makam Sunan Pandanaran.
Terakhir, Bupati dan Forkopimda Klaten melakukan ziarah ke makam Bupati Klaten ketiga K.R.T. Mangundilaga (1867-1870) yang berada di Desa Semangkak, Kecamatan Klaten Tengah. Setiap kali di lokasi ziarah, rombongan memanjatkan doa, tabur bunga, penyerahan tali asih dan bantuan baksos sembako kepada juru kunci dan serta warga setempat.
“Kegiatan ini merupakan tradisi setiap kali menyambut Hari Jadi. Makna ziarah ini yang pertama adalah mengingatkan kepada kita semuanya bahwa yang hidup pasti akan mati, dan kita diberikan umur, kita diberikan hidup ini harus berbuat baik, bisa bermanfaat bagi sesama dan pemerintah daerah meminta doa restu kepada sesepuh dan masyarakat juga kita mengenang sejarah, mengenang jasa-jasa para pendahulu kita yang menorehkan prestasi kebaikan untuk masyarakat Klaten,” ungkap Bupati.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan harapan pada peringatan Hari Jadi Klaten ke-220 ini masyarakat Klaten semakin sejahtera. Ia juga mengajak seluruh masyarakat bersama dengan Pemkab Klaten turut serta membangun Klaten.
“Harapan kedepan, klaten masyarakatnya semakin sejahtera, pembangunannya semakin kuat, masyarakatnya juga semakin guyub bersama-sama pemerintah daerah,” paparnya. (ang/Kominfo-klt)