Hj. Istikomah, M.Pd : Silaturahmi Perempuan Lintas Agama Untuk Rawat Kerukunan

 




Kasihinfo.com --- Ketua Paguyuban Kerukunan Umat Beragama  ( PKUB  ) Perempuan  Kabupaten Klaten  Hj. Istikomah, M.Pd mengatakan  bahwa adanya  kegiatan  silaturahmi  perempuan  lintas agama  di Kabupaten Klaten adalah  bagian dari ikhtiar bersama untuk merawat kerukunan. 


Hal itu disampaikan  Istikomah  saat mengadakan  Silaturohmi ke rumah tokoh agama Konghucu Kabupaten Klaten  Purwaningsih di Jombor Kecamatan  Ceper  Klaten , Sabtu ( 1/2/2025 ).


Menurutnya kegiatan ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan toleransi antarperempuan pemeluk agama yang berbeda di Klaten.


"Silaturahmi Perempuan lintas agama dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: Persaudaraan Wanita Lintas Agama (PERWALA), Silaturahmi Kerukunan dan Pembauran Kebangsaan Bagi Perempuan. Ini semua adalah bagian dari  ikhtiar  bersama  untuk  merawat  kerukunan  dan perdamaian " katanya.


Dikatakan silaturahmi perempuan lintas agama dapat menjadi salah satu cara untuk mewujudkan moderasi beragama, kerukunan, dan pembauran kebangsaan. 


"Peran perempuan dalam kehidupan sosial dan keagamaan sangat penting. Sebagai pilar keluarga, perempuan sering menjadi penanam nilai-nilai kebajikan, keterbukaan, dan toleransi" kata Istikomah. 


Dikatakan bahwa dalam berikhtiar  merawat kerukunan, perempuan menjadi tokoh sentral dalam keluarga, tokoh yang dapat memberikan perspektif penting, khususnya kepada anak-anak yang akan menjadi generasi penerus. 


"Perempuan harus cerdas, memiliki literasi, karena setiap perempuan dan ibu adalah madrasah pertama pada setiap generasi di rumah tangga  masing-masing" ujarnya.


Peran Perempuan Dalam memelihara Kerukunan antar Umat Beragama di masyarakat  tidak bisa diabaikan  begitu saja.

Oleh karena itu kata Istikomah Paguyuban Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Perempuan Kabupaten Kĺaten memiliki posisi yang strategis untuk membersamai Forum Kerukunan Umat Beragama  ( FKUB  ) Kabupaten Klaten yang selama ini telah aktib bergiat untuk  merawat  kerukunan. 


PKUB Perempuan kata Istikomah  menjadi  mitra FKUB untuk memaksimalkan peran perempuan dalam andilnya membangun dan merawat kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Klaten. 


“Moderasi beragama merupakan salah satu program unggulan Menteri Agama. Mari kita jaga keutuhan bangsa dan negara melalui kegiatan moderasi secara masif kepada seluruh elemen bangsa termasuk kalangan perempuan ”,  pungkasnya.


Sementara itu Ketua FKUB Kabupaten Klaten  KH.Syamsuddin Asyrofi mengatakan bahwa kerukunan antar umat beragama tidak bisa menjadi tanggung jawab Kementerian Agama saha.  Namun, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang keberhasilannya sangat berpengaruh di semua sektor kehidupan masyarakat.


“Pemeluk agama harus fanatik pada ajaran agamanya, tetapi harus toleran secara sosial, dengan penganut agama lain”  katanya. 


Syamsuddin mencontohkan bahwa ketika ada seseorang yang sedang terkena musibah, maka harus terus dibangun kesadaran untuk menolongnya tanpa melihat agamanya. 


"Yang terpenting dalam beragama adalah substansi dari agama untuk dijalankan bukan pada simbol-simbol keagamaan yang secara subtantif sebenarnya bukan isi dari ajaran agama yang sering malah  ditonjolkan" kata Syamsuddin.


Keberadaan simbol-simbol dan atribut keagaamaan kata Syamsuddin sebenarnya merupakan produk yang realisasinya sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat setempat. 


"Misalnya menara kudus sangat identik dengan bangunan candi.  Menara untuk sebauh masjid kabupaten, tempat ibadah muslim dibangun bercorak bangunan dengan latar Hindu. Hal demikian merupakan contoh dari pendahulu bangsa yang menyiratkan simbol toleransi yang dibangun oleh Sunan Kudus saat itu" katanya. 


Lebih lanjut dalam acara silaturahmi  perempuan  lintas  agama  ini Syamsuddin mengajak setiap elemen bangsa untuk berpegang pada hadits Rasulullah yang telah mengajarkan bahwa perbedaan sebagai rahmat. 


“Perbedaan adalah sebuah keniscayaan,  maka toleransi menjadi kunci untuk merawat kerukunan  dan perdamaian,” katanya. 


Syamsuddin mengajak semua pihak   untuk menyepakati bersama bahwa bersaudara merupakan bagian dari kemanusiaan.


"Acara silaturahmi  perempuan lintas agama semacam ini sejatinya merupakan salah satu cara untuk menangkal paham radikalisme ditengah masyarakat.Tidak ada agama radikal. Agama pada hakikatnya mengajarkan kerukunan, kedamaian, keharmonisan." katanya. 


Dalam sejarah Indonesia, tidak ada yang bisa mendirikan negara yang berlandaskan agama di Indonesia, karena Indonesia adalah negara darussalam. Indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari bermacam suku bangsa, bahasa, dan agama. Kementerian Agama mengayomi, membina, dan membimbing 6 agama di Indonesia.


FKUB Kabupaten Klaten menyelenggarakan kegiatan ini untuk mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati  lintas agama dengan perbedaan dan keragaman dalam berkehidupan berkebangsaan. 


" Acara ini merupakan bagian dari  ikhtiar merawat kerukunan yang  dilaksanakan  oleh FKUB dan  PKUB Perempuan Kabupaten Kĺaten" pungkasnya.  ( *Moch.Isnaeni* )

Lebih baru Lebih lama