Berbasis Project, LPPM Unwidha Luncurkan Program Desa layak Bahasa Indonesia Di Belangwetan, Klaten Utara, Klaten

Prof. Dr. Dra. Esti Ismawati, MPd. 


Kasihinfo.com Klaten - Desa layak Bahasa Indonesia adalah desa yang mengintegrasikan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik, benar, santun, dan inklusif di ruang publik, administrasi, pendidikan serta budaya lokal. Prinsip dasarnya adalah : literasi, inklusifitas, kearifan lokal, keberlanjutan.


Hal tersebut dikatakan oleh ketua pelaksanaan PKM desa layak Bahasa Indonesia Belangwetan, Prof. Dr. Dra. Esti Ismawati, MPd. dalam pelaksanaan workshop PKM Pengembangan desa layak Bahasa Indonesia di desa Belangwetan, kecamatan Klaten Utara, Klaten. Kamis, (18/09/2025).


Prof Esti menjelaskan jika ada beberapa indikator desa layak Bahasa Indonesia, seperti administrasi desa Dimana dalam dokumen resmi menggunakan Bahasa Indonesia baku. Selanjutnya dalam ruang publik, yaitu dalam papan nama, papan informasi, papan pintas Bahasa menggunakan Bahasa Indonesia baku. Ada kegiatan literasi berbasis Masyarakat, ada pelestarian Bahasa Jawa berdampingan dengan Bahasa Indonesia serta adanya teknologi dan inovasi, seperti adanya kamus elektronik interaktif Belangwetan dan ada papan pintar Bahasa.


Ia menambahkan, pelaksanaan PKM Pengembangan Desa Layak Bahasa Indonesia Belangwetan Klaten Utara Klaten Jawa Tengah Berbasis Project.  Skema Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM. Tahun Anggaran 2025.


Program ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementrian Pendidikan Tinggi, Sain, dan Teknologi (Diktisaintek). Tahun Pelaksanaan 2025.


“ kita ingin kampus berdampak, mahasiswa berdampak, nantinya dampak juga dirasakan oleh warga masyarakat sehingga Workshop ini diikuti 75 peserta terdiri atas Mitra Sasaran 1 Kelompok Wiraswasta, Mitra Sasaran II Kelompok PKK, Kelompok Perangkat Desa, dan BEM Universitas Widya Dharma Klaten, untuk mendapatakan sosialisasi komunikasi modern dengan tetap menjunjung tinggi nasionalisme Indonesia,” Jelas Prof Esti.




Desa Belangwetan dipilih menjadi Lokasi pengembangan desa layak Bahasa Indonesia dikarenakan desa Belangwetan mempunyai potensi kearifan lokal dan SDM yang handal dan banyaknya UMKM yang produktif berkembang di desa tersebut. Harapanya bahasa Indonesia dapat mengangkat kearifan lokal menjadi nasional artinya bisa dicontoh dan dikembangkan oleh desa lain.


Peluncuran program desa layak bahasa Indonesia di desa Belangwetan, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah dilaksanakan oleh Kepala LPPM Univ Widya Dharma Klaten Dr. R. Warsito, MPd. didampingi Kepala Desa Belangwetan Drs. H. Hartono dan Ketua Pelaksana PKM Prof. Dr. Dra. Esti Ismawati, MPd serta dua anggota PKM.


Usai peluncuran peluncuran (launching) dilanjutkan dengan workshop PKM pengembangan desa layak Bahasa Indonesia Belangwetan dengan menghadirkan 5 Narasumber: yaitu Prof. Dr. Dra. Esti Ismawati, MPd Dosen Pendidikan Bahasa, Pascasarjana Unwidha Klaten selaku keynote speaker. Kemudian Sigit Adhi Pratama, SE, MM. Kepala Pusat HKI dan Paten Unwidha. Sarwono Nursito, SE, MSc. Dosen Fakultas Ekonomi Unwidha, Fajar Budi Hartono, ST, MEng. Dosen Fasilkom Unwidha dan Titik Purwanti, SE, Ak, MSi. Dosen Fakultas Ekonomi Unwidha.


Sedangkan kepala desa Belangwetan Klaten Utara, Klaten, Hartono merasa senang atas terpilihnya desa Belangwetan menjadi Lokasi pengembangan desa layak bahasa Indonesia. Ia berharap, dengan pengembangan program tersebut, potensi, informasi, serta literasi yang ada di desa setempat menjadi lebih baik dan berkembang yang nantinya bisa berdampak meningkatnya kesejahteraan warga Masyarakat desa setempat.


“ Saya merasa senang mas. Nantinya kami siap membantu, menyiapkan dan mendukung apa saja yang dibutuhkan pihak kampus, sehingga pelaksanaan program bisa berjalan dengan baik, dan kedepan bisa berpengaruh terhadap meningkatnya kesejahteraan warga kami mas,”kata pak kades.


Dalam kesempatan tersebut, juga diluncurkan website Desa Layak Bahasa Indonesia Belangwetan dan modul Implementasi pelaksanaan kegiatan yang meliputi lima ranah yakni pemerintahan, pendidikan, kesehatan, seni budaya, dan teknologi. (hrd)

Lebih baru Lebih lama