KASIHINFO.COM --- Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Klaten KH Syamsuddin Asyrofi mengatakan bahwa dalam upaya melakukan penguatan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional diperlukan sinergitas teknologi dan alam.
Hal itu disampaikan Syamsuddin Asyrofi usai rakor penyiapan penyemprotan tanaman padi dengan menerapkan teknologi drone Kamis ( 9/10/2025 ) kolaborasi FKUB dengan PT. Agro Mahasida Jakarta.
Menurut Syamsuddin penerapan teknologi untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah penggunaan inovasi ilmiah dan teknis dalam produksi, pengolahan, distribusi, dan konsumsi makanan untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bergizi, dan berkelanjutan.
"Teknologi ini meliputi pertanian presisi (dengan IoT, drone, dan sensor), pengembangan tanaman unggul dan pangan alternatif, biofortifikasi, teknologi iradiasi, pengolahan panas rendah, serta pemanfaatan big data untuk manajemen rantai pasok." katanya.
Dikatakan bahwa dengan menerapkan teknologi pertanian yang maju maka tujuannya adalah meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi limbah, dan menciptakan sistem pangan yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan tantangan lainnya.
"Aspek Kunci Teknologi Ketahanan Pangan adalah
Pertanian Presisi (Smart Farming) dengan penggunaan sensor, GPS, drone, dan Internet of Things (IoT) untuk memantau dan mengoptimalkan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian" ujar Syamsuddin.
Pengembangan Varietas Unggul menurut ahli pertanian dari FKUB Kabupaten Klaten Ir. Sunarso merupakan salah satu ikhtiar menciptakan tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit, cuaca ekstrem, dan memiliki nilai gizi lebih tinggi melalui biofortifikasi.
"Pengembangan makanan nabati, daging tanpa daging, dan produksi daging di laboratorium untuk mengurangi dampak lingkungan dari peternakan tradisional juga nenjadi alternatif pilihan saat ini" katanya.
Dikatakan bahwa teknologi untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan pangan dengan saat ini bisa dilakukan dengan metode radiasi yang aman.
"Semebtara pemanfaatan Big Data & IoT yakni analisis data besar untuk memprediksi permintaan pasar, mengelola inventaris, serta penggunaan IoT dalam pemantauan kualitas dan kondisi penyimpanan makanan juga harus mulai dipikirkan" katanya.
Sunarso juga nenjelaskan bahwa metode seperti pengolahan panas rendah untuk mempertahankan nutrisi dan rasa, serta teknik pengawetan dan pengemasan yang lebih baik.
"Manfaat Teknologi Ketahanan Pangan
Peningkatan Produktivitas adalah Menghasilkan lebih banyak pangan dengan input yang lebih sedikit" katanya.
Dikatakan bagwa mengurangi pemborosan air, energi, dan bahan baku lainnya juga perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Perlunya saat ini memastikan makanan yang dihasilkan aman, berkualitas, dan bergizi sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan ketersediaan pangan jangka panjang" ujarnya.
( *Moch.Isnaeni* )