6 ogoh-ogoh Diarak Dalam Upacara Tawur Agung Kesanga



Kasihinfo.com Sleman - Setiap hari raya nyepi, sudah dipastikan akan ada ogoh-ogoh, atau sebuah karya seni patung yang berbentuk raksasa, atau butha kala. untuk pelaksanaan tawur agung kali ini ada 6 ogoh-ogoh yang ikut diarak di pelataran komplek candi prambanan rabu siang.

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan bali yang menggambarkan kepribadian bhuta kala.Didalam ajaran Hindu Dharma,  bhuta kala merepresentasikan kekuatan alam semesta dan waktu (kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.Dalam fungsi utamanya, ogoh-ogoh sebagai representasi bhuta kala,  dibuat menjelang hari nyepi dan diarak beramai-ramai  sebelum pelaksanaan  pangrupukan,  atau  sehari sebelum hari nyepi.

Untuk tahun ini, ada sekitar 6 ogoh-ogoh yang ikut diarak dalam pelaksanaan tawur agung kesanga tahun baru saka 1941, di pelataran , komplek candi prambanan .  ke 6 ogoh-ogoh tersebut dibuat oleh warga masyarakat dan mahasiswa hindu yang ada di beberapa universitas di yogyakarta.

Menurut salah satu tokoh hindu yogyakarta, I nyoman warta mengatakan, menurut pandangan agama hindu,  dalam tubuh manusia, ada dua kekuatan,  yaitu positif dan negati,  atau kanan merupakan kekuatan yang bijaksan,  sedangkan kiri adalah kekuatan butha kala. Dan kenapa kekuatan butakala difilosofiskan dalam bentuk ogoh-ogoh,  supaya sifat-sifat yang tidak baik tersebut tidak menonjol dalam kehidupan sehari-hari.

“Ogoh-ogoh tersebut diarak, dan dikendalikan,  dengan maksut mengendalikan sifat-sifat dan perilaku buruk dan negatif, yang ada dalam diri manusia,”katanya.

Setelah selesai melaksanakan upacara tawur agung kesanga, pada sore harinya akan dilanjutkan prosesi pengerupukan,  kemudian dibakar. Dengan membakar ogoh-ogoh pada malam pengerupukan untuk menetralisir hal-hal negatif sehingga tidak menggangu umat hindu yang akan melakukan brata penyepian pada pagi harinya.(hd)


Lebih baru Lebih lama