Wayang kulit 12 dalang, dalam rangka pelantikan Pepadi



Pengurus Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Klaten masa bakti 2019-2024 resmi dilantik, Sabtu (9/8/2019) malam, di Joglo Enterpreneur Desa Ngerangan Kecamatan Bayat, Klaten. Pepadi Klaten kini diketuai oleh Mulyono Purwo Wijoyo.

Pelantikan itu berdasarkan surat keputusan (SK) Pepadi Jawa tengah nomer 15/SK/DPD/PEPADI/2019 yang ditanda tangani ketua Untung Wiyono.

Ketua Pepadi Klaten Mulyono mengucap syukur atas kepercayaan untuk menahkodai pepadi Klaten ini. Ia memberikan apresiasi kepada Pemda Klaten yang telah memberikan ruang gerak untuk para dhalang untuk mengekspresikan seni pedalangan.

Dalam kesempatan itu ditampilkan pergelaran wayang kulit dengan 12 dhalang muda yang mengangkat cerita Jumenengan Parikesit.

“Saat ini ada pentas wayang kulit setiap malam Selasa Kliwon di RSPD, juga pagelaran wayang kulit di setiap kecamatan. Ada beberapa program kerja dari Pepadi diantaranya pentas wayang kulit safari Ramadhan, pelatihan sinden, dan lainnya,”ucapnya.


Gusti Benowo yang juga anggota  Pepadi Jawa Tengah,  mengapresiasi pelantikan Pepadi Klaten yang berisikan dhalang muda.

“Pepadi merupakan rumahnya para dalang maka harus dirawat, dijaga dan dikembangkan sebagai rumah budaya, agar bisa membawa nama baik Pemda, hari wayang nasional telah ditetapkan pada 7 November, untuk mengenang nilai-nilai luhur yang ada. Nilai-nilai luhur perlu dijaga dan dirawat, dengan begitu maka mustahil nilai nilai budaya akan runtuh,” ucapnya.

Sementara Bupati Klaten Sri Mulyani dalam sambutannya yang dibacakan Wahyu Prasetyo PLT kepala Dinas Pariwasata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora)  memberikan selamat atas dikukuhkan PEPADI Klaten ini. Pepadi organisasi profesi karena mewadahi  kegiatan seni pedalangan yang merupakan keahlian berkesenian khusus, sebagai sarana pengabdian dan peningkatan kualitas hidup para seniman pewayangan dan pedalangan.

“Wayang merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. seni pewayangan kalau tidak diuri – uri akan tergerus oleh perkembangan seni budaya asing, sehingga kalau tidak dikenalkan dan dicintai oleh generasi penerus akan tersingkir,”tuturnya.(jat)
Lebih baru Lebih lama