Jelang Pilkades, ISU RTLH mencuat di desa Kapungan

Aliansi Desa Kapungan Peduli Keadilan, saat memasang
sebuah spanduk tak jauh dari balai desa Kapungan

Kasihinfo.com Polanharjo - Mendekati pelaksanaan pemilihan kepala desa atau pilkades, suhu panas mulai terasa di beberapa desa yang akan menyelenggarakan pelaksanaan pilkades oktober mendatang. Seperti yang terjadi di desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Klaten Jawa Tengah, salah satunya dengan isu penyerahan bantuan rehab rumah tak layak huni.
Berdasarkan informasi, ada sejumlah warga desa setempat mempertanyakan pelaksanaan program bantuan rehab rumah tak layak huni. Warga menduga adanya ketidak transparan dalam pelaksanaan program rehab rumah, dikarenakan ada beberapa warga yang menerima bantuan tidak utuh.
Menurut salah satu warga penerima bantuan, suwandi (70) mengatakan, ia telah menerima bantuan berupa barang yaitu genting sebanyak 3500, kayu reng untuk atap sebanyak 11 bongkok serta paku, guna memperbaiki rumahnya. Namun suwandi harus menutup kekurangan biaya rehab rumahnya hingga 5 juta rupiah.
“sebelum mendapat bantuan, ada petugas yang mensurvei, kebutuhan apa yang dibutuhkan untuk perbaikan rumah saya, dan selang beberapa waktu, saya mendapatkan bantuan tersebut” katanya.

Tidak jauh dari rumah suwandi, juga mendapatkan bantuan rehab rumah, yaitu sundari, dengan mendapatkan barang berupa kayu reng dan usuk sedangkan untuk gentingnya mendapatkan bantuan dari tetangga.
Mewakili Aliansi Desa Kapungan Peduli Keadilan, Prasetyo (56) mengatakan, selama ini banyak warga yang mempertanyakan tentang bantuan RTLH yang diterima beberapa warga tidak secara utuh. Begitu juga banyak warga yang tidak mengetahui asal muasal bantuan rehab tersebut.
“kami hanya menyampaikan keluhan warga masyarakat sekitar yang  mendapatkan bantuan RTLH tidak secara utuh atau beberapa bagian saja dan tidak mendapatkan tanda terima atau kwitansi” katanya.


Menanggapi berbagai keluhan warga serta isu terkait RTLH, Kepala Desa Kapungan, Joko Santoso menegaskan jika isu tersebut tidak benar. Ia mengatakan jika pelaksanaan pemberian bantuan rehab rumah tak layak huni sudah sesuai prosedur.
Joko menegaskan jika yang mendapatkan bantuan sebenarnya hanya 11 rumah, namun dijabarkan menjadi 14 rumah, dikarenakan tingkat kebutuhan rehab satu rumah dengan lainnya tidak sama.
“setelah dilakukan survey, ternyata kebutuhan rehab tidak sama, sehingga bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, sehingga ada satu rumah yang hanya mendapatkan 4 juta karena sesuai kebutuhan dan sisanya diberikan ke warga lainnya” kata joko.

Joko santoso mengaku siap di audit terkait pelaksanaan pemberian bantuan RTLH di desa setempat. Menurutnya, penyerahan bantuan RTLH yang dibiayai oleh dana desa ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.(h-d)


Lebih baru Lebih lama