Terdampak Covid-19, Perempuan cantik ini banting stir dari usaha wahana pasar malam jadi usaha angkringan 69

 

Ardiana puspita, pengelola usaha angkringan 69 jombor, Ceper.


Kasihinfo.com Klaten -  Jika anda melewati jalan di desa ceper, Klaten, jangan heran ketika melihat perempuan cantik yang sedang mengelola usaha angkringan dengan nama, angkringan 69. Ia adalah ardiana Puspita, yang merupakan anak menantu dari pengusaha Wahana pasar malam Berkah Ria SW.

Ardiana menceritakan jika usaha angkringan yang juga menyediakan aneka masakan prasmanan tersebut dibuka pada tanggal 17 oktober 2020 yang lalu. Awal mula Ia menggeluti usaha kuliner dikarenakan usaha keluarganya yaitu hiburan pasar malam yang ia kelola bersama orang tuanya harus terhenti total akibat terdampak covid-19, mengingat ijin pelaksanaan pasar malam dipastikan tidak diperbolehkan, sehingga usaha tersebut vakum, bahkan semua karyawan harus dipulangkan.

“ akibat terdampak corona, usaha wahana pasar malam harus stop mas, terlebih ijin penyelenggaraan pasar malam tidak diperbolehkan, ditambah lagi, masyarakat mulai merasa takut untuk bermain dengan berbagai wahana pasar malem, akibat adanya virus corona. Usaha menjadi vakum, daripada tidak ada kerjaan dirumah, maka banting stir untuk membuka usaha kuliner, yaitu angkringan 69” kata ardiana.

Usaha yang digeluti Ardiana buka dari sejak pagi hingga sore hari, dengan menu andalan aneka masakan khas asal Wonogiri, seperti sayur tempe lombok ijo, kacang lombok ijo, dan lainnya. Dari sisi harga, sangat terjangkau bagi seluruh kalangan warga masyarakat.

Ardiana menceritakan , jika Sebelum pandemi, usaha yang dijalankan keluarganya tersebut tidak pernah libur, dimana setiap setengah bulan sekali sudah pindah ke lokasi pasar malam lainnya, dan wahana tidak pernah dibawa pulang. Bahkan sebelum pandemi, sudah mempersiapkan beberapa wahana baru, serta memperbaiki wahana yang ada dan pengecatan wahana,  mengingat akan ada berbagai tradisi yang selalu dimeriahkan dengan wahana pasar malem. Tidak hanya di dalam kota klaten saja, namun sudah merambah hingga luar kota dan luar propinsi, seperti di wilayah sragen dan ponorogo.

“sebelum pandemic, usaha pasar malam tidak pernah berhenti, dan setiap setengah bulan sekali pindah lokasi, namun kini sudah berhenti total” imbuh ardiana yang jago berbahasa jerman tersebut.

Ia berharap, pandemi segera berakhir, sehingga usaha pasar malam bisa kembali beroperasi, sekaligus usaha kuliner tersebut tetap berjalan, mengingat lokasi usaha dekat dengan beberapa pabrik, dan berada dipinggir jalan.

Walaupun sempat tidak berkembang, dengan ketekunan dan dukungan keluarga, ardiana terus berupaya agar usaha angkringan terus berjalan dengan berbagai promosi, dan hasilnya bisa setara perolehan omzet dari wahana pasar malam rata-rata sekitar Rp 500 000 perhari. Bahkan kini ada beberapa karyawan yang sudah dipulangkan dipekerjakan kembali untuk membantu di angkringan miliknya.

Eprilia, salah satu pembeli mengaku walau baru pertama kali jajan ke angkring tersebut, ia merasa senang, pasalnya bisa lebih mudah untuk mencari makan siang. selain berada di pinggir jalan, menu masakan enak dan pas dikantong.

“masakanya enak, murah, pas dikantong, ditambah lagi berada di pinggir jalan, nantinya bisa sering mampir jika lewat jalan sini” katanya. (h-d)

 

Lebih baru Lebih lama