Ajak Warga Beternak dan Bertani, Widodo Dewan Rintis Sekolah Dasar Ilmu Tani

 

  Widodo, pemilik kandang Ngudi Mulyo Banyuaeng, saat beri pakan ternak kambing.

Kasihinfo.com Klaten -  Sudah setahun terakhir, di Klaten Jawa tengah ada Kandang ternak yang kini justru dijadikan tempat sekolah para petani yang berkeinginan belajar beternak, salah satunya ternak kambing. Adalah kandang ternak Ngudi Mulyo, yang berada di desa Banyuaeng, Kecamatan Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. Kandang ternak yang berada di tengah komplek lahan pertanian desa setempat, terdapat puluhan ekor ternak kambing, dan sapi.

Perintis sekaligus pemilik kandang, Widodo mengatakan, kandang ternak ini dibangun sejak setahun yang lalu, di lahan miliknya. Hingga kini jumlah kambing terus bertambah. Setidaknya kini ada sekitar 140 ekor kambing yang terbagi dalam dua kandang.

 “jumlah kambingnya ada 140 ekor mas, dan terbagi dalam dua kandang. Untuk kandang ternak di desa Banyuaeng ada sekitar 80 ekor, sedangkan di kandang satunya di desa Granting , Jogonalan ada 60 ekor kambing” kata Widodo.

Widodo yang juga sebagai Anggota DPRD Klaten dari PKS tersebut menambahkan, di unit kandang ternak di desa banyuaeng ini selain sebagai peternakan kambing, juga sering dijadikan Sekolah Dasar Ilmu Tani (SDIT) yaitu sebagai tempat untuk belajar hal pertanian dan peternakan, salah satunya belajar lebih dalam terkait peternakan kambing dan sapi, sekaligus pemanfaatan limbah ternaknya. Memang belajar hingga mau menggeluti pertanian dan peternakan butuh waktu, serta butuh ilmu. Sebagian besar saat ini petani hanya mengharapkan siap saji tanpa belajar prosesnya.

“ Nah disinilah tempatnya, mas. nyoh dhe, gratis, gunakan pupuknya, nanti kira kira hasilnya gimana, setelah melihat hasil, buatlah sendiri, semisal tidak punya kambing, nyoh gadohen, mengko intile olahen dewe, weduse bagi hasil. Ini saya lakukan karena,  Saat ini banyak petani yang memerlukan bukti baru tertarik dengan hal tersebut” katanya.

 Petani sekitar saat praktek buat pakan ternak fermentasi di kandang Banyuaeng, Jumat,(12/2/2021)

Menurut Widodo, kandang ternak Ngudi Mulyo ini, disamping kambingnya untuk bisnis atau diperjual belikan, juga untuk pemberdayaan warga masyarakat, dengan cara di gadohkan ke warga yang ingin belajar beternak. Kemudian limbah dari ternak ini dikelola dijadikan pupuk, baik pupuk kompos, maupun pupuk cair yang berasal dari urin kambing dan ternak sapi. Secara tidak langsung ini membantu petani, mengingat sering terjadi kelangkaan pupuk dan harganya yang mahal, sekaligus mengajak para petani kembali ke organic.

“ Pesanya memang bagaimana ayo beternak, dan memanfaatkan limbah ternak menjadi pupuk, dan pupuknya dipakai untuk lahan tanaman yang dipersiapkan untuk pakan ternak. Memang semua berputar mas, sehingga bisa menjadi mandiri pakan ternak. Para petani boleh datang kesini, belajar prosesnya dan jadi tertarik untuk beternak serta olah limbahnya” imbuhnya.  

Mengingat jumlah ternak yang lumayan banyak, selama ini pemenuhan kebutuhan pakan ternah dibuat secara fermentasi, dengan memanfaatkan tanaman yang sengaja ditanam sendiri untuk pakan ternah, serta memanfaakan limbah tanaman milik petani sekitar.

“pakan buat sendiri dengan memanen kolonjono milik sendiri, sekaligus memanfaatkan limbah tanaman milik para petani sekitar. Dibuat secara fermentasi, sehingga dengan jumlah ternak yang banyak, kami tidak kesulitan mencari pakan ternak” kata Widodo yang juga sebagai ketua Persaudaraan Petani Indonesia (Perpatin) klaten.

Bayu, manfaatkan waktu luang daring untuk belajar memelihara ternak di kandang Ngudi Mulyo Banyuaeng.

Tidak hanya para petani saja yang tertarik untuk beternak dan belajar di kandang Ngudi Mulyo, tidak sedikit para pemuda sekitar juga mulai tertrik untuk belajar, bahkan ada yang masih sekolah,salah satunya Bayu satria. Dengan memanfaatkan waktu luang di sela pelaksanaan pembelajaran secara daring, siswa SMK muh 3 klaten Klaten Utara, tersebut setiap harinya belajar proses pembuatan pakan, memelihara ternak, baik kambing maupun sapi, sera belajar memanfaatkan limbah menjadi pupuk.

“ini saya memanfaatkan waktu luang selama daring mas, jadi pelaksanaan daring juga dari sini, dan ketua sudah usai, saya belajar beternak dan belajar proses pembuaatn pakan ternak sekaligus pemanfaatan limbah. Jadi saya jadi tahu, beberapa penyakit ternak dan penanganan sementara, jadi tahu proses pemberian pakan, hingga bagaimana saat proses ternak akan beranak” kata Bayu. (h-d)

Lebih baru Lebih lama