Hari tani, ini permasalahan klasik yang dialami petani

 

Sarasehan hari tani di desa Pundungan, Juwiring, Klaten. Rabu, (22/9/21)

 

Kasihinfo.com Juwiring - Bertepatan  dengan hari tani yang jatuh pada tanggal 24  september tahun ini, sejumlah kelompok tani di desa Pundungan, Kecamatan Juwiring, Klaten Jawa Tengah, rabu pagi, 22 september 2021 melakukan sarasehan bersama di balai desa setempat.


Dalam kesempatan tersebut dikemukakan para petani berbagai permasalahan klasik yang hingga kini terus dialami oleh mereka yaitu sering sulit mendapatkan pupuk, dan juga serangan hama baik wereng maupun tikus. Namun di pundungan untuk hama tikus sudah bisa diatasi oleh para petani.


Ketua kelompok tani, Gapoktan Budi Raharjo desa Pundungan, Suyono mengatakan, yang menjadi permasalahan klasik yang terus dialami petani yaitu terkait pupuk. Menurutnya ketersediaan pupuk untuk petani setempat memang ada, namun pasokannya di kurangi, sehingga petani yang mengerjakan lahan banyak, akan kesulitan untuk mendapatkan pupuk sesuai dengan kebutuhannya .


“jadi petani di desa pundungan itu banyak petani penggarap.setiap petani ada yang mengerjakan lahan beberapa petak sawah. Dengan berkurangnya pasokan pupuk, jadi petani tersebut akan semakin kesulitan mendapatkan pupuk untuk sejumlah lahan pertanian yang dikerjakan” kata suyono.


Suyono menambahkan jika terkait kebutuhan air, petani di desa pundungan sangatlah cukup. Cuman yang dikeluhkan tidak bisa tanam secara bersamaan, atau dengan istilah, pola tanam tidak bisa sama dan serentak.


Kepala desa Pundungan, Danang Setyawan mengatakan bahwa bertepatan dengan hari tani ini, desa menggandeng sejumlah perusahaan yang ada di Klaten, serta para pegiat dan pendamping pertanian, ingin mendengarkan serta mencarikan solusi terkait kendala yang dialami para petani setempat.


“ Kami ingin sejumlah perusahaan di klaten, para pegiat serta pendamping petani tersebut ikut memberikan solusi apa yang menjadi permasalahan serta harapan para petani desa setempat” kata Kades Pundungan.


Danang menambahkan jika, sebagian besar saat ini pelaku dibidang pertanian dilakukan oleh orang tua. Untuk itu, pihak desa mendorong bagaimana pemuda juga tertarik akan pertanian. Pemerintah desa juga akan merubah pemikiran dimana pertanian itu tidak hanya tanam menanam dilahan pertanian saja, namun pertanian juga bisa mengelola peternakan dan perikanan.


" Jadi nantinya kami akan mendorong pemuda untuk bertani. Namun dalam bertani tidak hanya bercocok tanam saja, namun juga dibidang peternakan dan perikanan" pungkasnya. (h-d) 



 

 

Lebih baru Lebih lama