Dewi Hapsari : Kesehatan Jantung Untuk Hidup Yang Lebih Berkualitas

 


 

Kasihinfo.com -- Dokter Ahli jantung Rumah Sakit Umum Islam ( RSUI ) Klaten  dr. Dewi Hapsari S, Sp.JP. FIHA menyatakan bahwa Jantung merupakan organ yang vital, penting dan esensial. Fungsinya memengaruhi hampir seluruh organ tubuh yang lain.


 "Jika kita mempunyai permasalahan pada jantung maka kelangsungan hidup kita juga akan terancam. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan jantung untuk hidup yang lebih berkualitas." kata dr. Dewi Hapsari, S.  Sp JP. FIHA saat menjadi nara sumber pada Kajian Umum yang diselenggarakan  Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Kabupaten Klaten di Masjid Agung  Al-Aqsha Klaten Minggu ,( 18/9/2022 ).


Dewi Hapsari  memaparkan  bahwa penyakit jantung sering terjadi di usia tua, sekalipun memang diakui ada juga penyakit jantung yang diderita pada anak-anak atau pada usia masih muda.


“Salah satu studi yang paling besar yaitu framingham studi saat itu mengatakan bahwa laki-laki yang berusia di atas 45 tahun atau perempuan terutama setelah menopause meningkatkan risiko adanya kejadian kardiovaskular,” katanya.


Namun Dewi Hapsari  menegaskan bahwa  saat ini terdapat trend shifting penyakit jantung di usia yang lebih muda , itulah sebabnya penyakit jantung itu harus diwaspadai sejak sedini mungkin.


“Jangan lupa sekarang ada yang namanya shifting. Trendnya itu mengarah ke usia yang lebih muda, apalagi tentunya dengan teknologi dan fasilitas yang mempermudah kita dalam kehidupan. Sekarang kalau kita lapar di malam hari ingin sesuatu yang manis, kita hanya menggunakan aplikasi makanan pesan antar sehingga ini meningkatkan peran penyakit kardiovaskular, dalam hal  ini spesifiknya penyakit jantung di usia yang lebih muda,” jelasnya.


Menjaga kesehatan jantung menurut Dewi Hapsari  bisa dilakukan dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu.


“Kira-kira ada tidak faktor risiko yang bisa dikontrol dan yang tidak bisa. Kalau usia, tidak bisa dikontrol karena secara fisiologis tentunya manusia semakin tua. Oleh karena itu, kita harus mengenali adakah faktor-faktor risiko lainnya selain usia. Mungkin ada riwayat tensi dan gulanya lumayan tinggi, mungkin ada yang merokok, riwayat orang tuanya yang mempunyai sakit jantung atau riwayat penyakit lainnya seperti syaraf dan kolestrol,” katanya.


Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa denyut nadi usia dewasa muda yang normal adalah 70-100. Beberapa literatur juga ada yang menyebutkan 60-100. Menurut  Dewi Hapsari , menggunakan smart watch adalah cara mudah untuk mengetahui denyut jantung.


“Pada usia muda, kalau ada keluhan secara kardiovaskular seperti sesak nafas, nyeri dada, nafas tidak nyaman, jangan ragu untuk ke dokter terdekat, baik dokter jantung atau dokter penyakit dalam untuk memastikan apakah ada masalah atau tidak, karena saat ini trend shiftnya ke usia muda,” tuturnya.


Cara lain menjaga kesehatan jantung menurut Dewi Hapsari adalah dengan berolahraga seperti olah raga  aerobik.


“Panduannya yang sering dibaca adalah Europian Society of Cardiologist. Bahwa untuk orang  dewasa muda, yang sehat itu disarankan berolahraga yang baik jenis aerobik dengan intensitas sedang, kira-kira 150 menit seminggu. Hal ini biasanya terbagi menjadi beberapa sesi, yaitu 30 menit sehari, minimal 5 kali seminggu. Aerobik secara sederhana adalah olahraga yang menggerakkan banyak otot seperti joging, bersepeda, dan  senam. Literatur mengatakan yang rutin berolahraga bisa memilik risiko rendah untuk menderita penyakit jantung yaitu 14-50%,” terang  Dewi Hapsari.


Kajian umum dihadiri sebanyak 150 orang sebagian besar ibu- ibu dipandu H. Basuno, SH yang dilakukan kerja sama dengan Remaja Masjid Agung Al-Aqsha Klaten.


Hadir juga Ketua MUI Klaten  KH.Jazuli Fadil dan Wakil ketuanya H. Moh. Syarwan serta dari bagian Kesra Pemkab Klaten dan petugas dari Puskesmas Klaten Utara. ( *Moch.Isnaeni* )

Lebih baru Lebih lama