Kembalikan Kesuburan Tanah, Kadarwati Dewan Jateng Sosialisasikan Program Tumpangsari Di Kebonarum

 



Kasihinfo.com Kebonarum – Guna mengembalikan kesuburan tanah akibat pola tanam yang monoton, serta penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu yang lama, Anggota Dewan Propinsi Jawa Tengah, Hj kadarwati Rabu pagi,(17/3/2021) bertemu dengan PPL, Gapoktan serta KTNA di wilayah kecamatan Kebonarum, Klaten.

Bertempat di Aula kecamatan setempat, Hj Kadarwati bersama Camat Kebonarum Mudzakir, mensosialisasikan salah satu inovasi dalam bidang ketahanan pangan dan pertanian, yaitu Tumpangsari. Ia mengatakan jika dibutuhkan keberanian tersendiri bertemu dengan gapoktan saat reses tersebut.

Hj Kadarwati mengatakan, perlunya mensosialisasikan Tumpangsari kepada masyarakat atau petani, salah satunya pemulihan kesuburan tanah.  Dimana pola tanam, padi, padi pantun dan dengan pemupukan monoton yang selama ini dilakukan para petani,  merupakan ekploitasi tanah yang luar biasa, sehingga tanah menjadi rusak struktur tanahnya.

“ Ketika pola tanam dirubah dengan padi, palawija dan pantun, sedangkan palawijanya dengan cara tumpang sari, ini akan memperoleh dua fungsi, Yaitu hasil panen ganda dari kedelai dan jagung, ditambah lagi adanya bantuan pupuk dari pemerintah. ini kepana tidak dicoba yang nantinya diharapkan bisa mengubah pola tanam selama ini demi mengembalikan kesuburan tanah” kata Anggota Dewan Komisi B tersebut.

Hj Kadarwati menambahkan jika diperlukan kerjasama dan gerak bersama guna mensukseskan program Tumpangsari sekaligus guna emngembalikan kesuburan tanah. Ia mengajak mensukseskan program dari pemerintah pusat tersebut, dengan 1 lahan ditanami dua jenis tanaman. diKlaten jawa tengah sendiri rencananya ada 4 kecamatan yang akan difokuskan dalam pelaksanaan program tumpangsari tersebut, yaitu kecamatan Kebonarum, Delanggu, Trucuk dan kecamatan Pedan.

“ Memang kita harus bergerak bersama demi keberhasilan pelaksanaan tumpangsaru tersebut, mumpung ada program dari pemerintah pusat, kenapa tidak kita akses disini. Terlebih tidak semua masyrakat khususnya petani mengetahui apa itu tumpangsari, malah dikira nasi tumpang, kata Hj Kadarwati sambil tertawa.

Sedangkan camat Kebonarum, Mudzakir, SH. MM mengatakan Memang tanaman di wilayah kecamatan kebonarum sebagian besar padi,dan pola tanamnya monoton.  Untuk itu, ia menyambut baik atas pelaksnaan sosialisasi keterkaitan ketahanan pangan, dengan adanya inovasi  tumpangsari jagung dan kedelai dengan harapan menjaga kesuburan tanah. Sehingga  setiap tahunnya ada tiga kali musim tanam, yaitu padi, padi palawija, jadi ada selang seling padi dan palawija.

“memang selama ini di wilayah kebonarum, dengan ketersediaan air yang cukup mengandalkan pola tanam yang monoton, yaitu padi, padi dan padi. Dengan adanya sosialisasi pola tanam padi, padi, dan palawijo dengan system tumpangsri ini nantinya bias diterima para petani setempat dan melaksnakannya dengan harapan, bias mengembalikan kesuburan tanah, mengingat akar tanaman kedelai bias menyuburkan tanah” kata pak camat. (h-d)

Lebih baru Lebih lama