Kasihinfo.com Klaten - Siswa
sekolah dasar (SD) Bareng Lor Klaten, Jawa Tengah menggelar pentas seni budaya
di komplek omah wayang, Danguran, Klaten Selatan, Klaten. Pementasan yang baru pertama
kali selama masa pandemi tersebut dilakukan dengan penonton terbatas, dan
selengarakan secara streaming.
saat menonton pertujukan pentas
seni tari dan ketoprak tersebut, tidak menyagka jika pementasan tersebut
dilakukan oleh para siswa sekolah dasar. pasalnya mereka seperti sudah fasih
dan layaknya para pemain ketoprak orang dewasa atau pelaku seni profesional.
sebagian besar, para siswa yang ikut pentas mengaku baru ikut pentas yang pertama kalinya. namun hasil pementasan mereka cukup memuaskan hasilnya. Para siswa mengaku senang, bisa ikut pementasan seni ketoprak tersebut. walaupun waktu latihan hanya 2 bulanan, namun mereka bisa tampil maksimal dan memerankan dengan baik.
“ saya baru latihan sekitar dua bulan, dan ternyata asyik ikut pentas ketoprak. nanti jika ada pentas lagi, saya mau ikut lagi, karena sudah terlanjur suka dengan seni” kata Muhammad Ismail, pemeran utama pentas ketoprak.
“ kemarin saya tidak mengalami kesulitan dalam belajar karakter tokoh yang saya perankan. nantinya saya akan tetap tertarik dengan seni ketoprak, dan jika ada pentas lagi, saya mau, untuk olah seni serta menambah pengalaman saya” kata Sheila Marcia, pemeran pentas ketoprak.
Kepala sekolah dasar, Bareng Lor,
Klaten, Theresia Wiwik Dwi Astuti mengatakan, pementasan seni tradisi ini
sebagai wujud dan hasil kegiatan para siswa di sekolah dasar bareng lor selama
satu semester, sebagai projek profil pelajar pancasila.
“pementasan seni tradisi dengan
puncak pentas ketoprak ini sebagai hasil kegiatan yang dilakukan pihak sekolah
selama satu semester kemari mas. Dikarenakan masih masa pandemi dan guna
meminimalisir kerumunan, maka pementasan dipindahkan di Panggung ketoprak Omah
Wayang, dan sekaligus dilakukan secara streaming” katanya.
Theresia Wiwik menambahkan, ada dua tema besar yang dilaksanakan dalam pembelajaran di sekolah setempat, yang mana di tunjuk sebagai sekolah penggerak, yaitu tema kearifan lokal dan bhineka tunggal ika. untuk kearipan lokal, pihak sekolah mengangkat seni tradisional, diantaranya adalah ketoprak, seni tari dan seni menganyam. terkait kebhinekaan, ditanamkan sikap toleransi disekolah, dikarenakan para siswa berasal dari berbagai macam agama.
Kenapa seni tradisi dilakukan
revitalisasi di sekolah setempat, mengingat
seni tradisional saat ini sudah mulai ditinggalkan. untuk itu pihak
sekolah membangun kembali melalui
projeck, penguatan profil pelajar pancasila dimana SD Negeri 1 Bareng lor ini
di tunjuk sebagai sekolah penggerak.
Sekolah penggerak adalah sekolah
yang berfokus terhadap peningkatan pembelajaran, secara holistik, melalui pencapaian kompetensi, akademik, dan non akademik. yang akademik
adalah literasi dan numerasi, sedangkan
yang non akademik, adalah pendidikan
karakter, salah satunya seni tradisi.
(h-d)